Advertisement
Bandar Lampung — Anggota Komisi II DPRD Provinsi Lampung, Hanifal, melaksanakan kegiatan reses tahap kedua di tiga kabupaten yakni Tulang Bawang Barat, Tulang Bawang, dan Mesuji. Dalam kegiatan tersebut, Hanifal menyampaikan bahwa dirinya telah merealisasikan sejumlah janji kepada masyarakat, khususnya bantuan sumur bor, rehabilitasi tempat ibadah, dan 70 tiang listrik (Beton) beserta kabel untuk menyalurkan tegangan listrik kerumah warga.
“Saya sudah menepati janji pribadi saya untuk membantu tiga titik sumur bor, yakni di Tiyuh Gunung Timbul, Kampung Menggala Kota (tepatnya di Kampung Bugis), serta rehabilitasi dua masjid, masing-masing di Kagungan Ratu dan Kampung Palembang Menggala,” jelas Hanifal. Kamis (31/07/2025).
Bantuan yang diberikan bersifat pribadi, dengan nilai masing-masing berkisar antara Rp10 juta hingga Rp12 juta. Selain itu, Hanifal juga menyalurkan bantuan 70 tiang listrik beton lengkap dengan kabel yang langsung tersambung ke rumah-rumah warga di Tiyuh Candra Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, serta daerah Tunas Asri, Gading Kencana, dan Tulang Bawang Udik.
“Alhamdulillah, bantuan langsung diberikan, untuk sumur bor sudah langsung dikerjakan. Dan tiang listrik langsung datang Kepala Rayon beserta jajaran, dan sudah mulai dilakukan pengerjaan,” tegas Bung Hanifal.
Aspirasi Warga : Infrastruktur Jalan dan Harga Singkong
Dalam dialog bersama masyarakat, Hanifal mengungkapkan bahwa keluhan terbanyak berkaitan dengan kondisi infrastruktur jalan, baik jalan nasional, provinsi, hingga jalan desa.
“Kondisi jalan memang menjadi perhatian serius. Saya sudah sampaikan bahwa saat ini pemerintah provinsi tengah fokus memperbaiki jalan-jalan utama, termasuk jalan kabupaten,” ujarnya.
Tak hanya itu, masyarakat juga mengeluhkan anjloknya harga komoditas pertanian seperti singkong. Hanifal menyebutkan bahwa Gubernur Lampung saat ini juga tengah berupaya untuk menstabilkan harga singkong di pasaran.
Soroti Kualitas Bibit dan Kebutuhan Musim Kemarau
Permintaan akan bibit unggul juga menjadi perhatian masyarakat. Banyak warga meminta agar bantuan benih dari pemerintah benar-benar sesuai standar SNI dan terbukti berkualitas di lapangan.
“Seringkali bibit yang katanya SNI, tapi saat diaplikasikan hasilnya tidak maksimal. Ini harus jadi catatan serius,” tegasnya.
Menjelang musim kemarau, permintaan sumur bor meningkat tajam, terutama di wilayah-wilayah dengan akses air yang terbatas. Selain itu, kebutuhan akan layanan kesehatan dan perbaikan jalan desa juga menjadi aspirasi utama.
Anggaran 2025 Dinilai Minim
Hanifal menambahkan, untuk tahun anggaran 2025, alokasi dana untuk kegiatan yang langsung menyentuh masyarakat tergolong minim, bahkan nyaris tidak ada.
“Kalau melihat postur anggaran 2025, bisa dikatakan nol untuk masyarakat. Ini jadi perhatian kami di Komisi II, apalagi sebagian besar aspirasi yang masuk adalah kebutuhan langsung masyarakat,” katanya.
Dirinya juga berencana menjadwalkan pembahasan bersama Ketua PPAS untuk perubahan anggaran, serta melakukan koordinasi dengan pihak eksekutif terkait evaluasi anggaran yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung program-program masyarakat.